Site menu |
|
|
Our poll |
|
|
Statistics |
Total online: 1 Guests: 1 Users: 0 |
|
|
|
|
| Welcome Guest | RSS
My site
Thursday, 2024-11-28, 10:49 PM | |
|
|
Home » 2010 » March » 25 » Belajar Menerima Ketidaksempurnaan
10:12 AM Belajar Menerima Ketidaksempurnaan |
Belajar Menerima Ketidaksempurnaan
Astrid Anastasia
Liputan6.com,
Jakarta: Stres akibat, tekanan dalam pekerjaan atau masalah keluarga
kerap membuat Anda menjadi gampang marah dan mudah emosi. Dan perilaku
seperti itu sering menjadi penyebab timbulnya pertengkaran dengan
pasangan. Solusinya, seperti dilansir Prevention, baru-baru ini, belajarlah untuk meredam genderang perang dengan memahamisiapa dan bagaimana pasangan kita.
Memang benar, di dunia ini tidak ada orang yang sempurna. Semuanya
pasti memiliki kekurangan. Begitu pula dengan pasangan kita. Dengan
mencoba untuk saling memahami, mungkin bisa menjadi alternatif terbaik
mencegah pertengkaran.
"Prilaku saling menerima antar pasangan tidak hanya akan meningkatkan
keintiman dan kepuasan dalam berhubungan saja, tapi juga bisa
menghindari kita terjadinya perselingkuhan," kata Neil Jacobson,
psikolog dan pendiri Integrative Behavioral Couples Therapy, yang
melakukan penelitian di University of Washington. "Sebab dengan sikap
saling menerima, maka kedua belah pihak tidak akan merasakan adanya
tekanan satu sama lain."
Seringkali pertengkaran berawal dari masalah kecil. Misalnya saja,
kebanyakan wanita merasa heran, mengapa suami mereka tidak bisa mencuci
piring? Atau sekedar mengganti tisu di toilet yang sudah habis?
Sebenarnya kita tidak perlu mencari jawaban kepada seorang profesor,
untuk mengetahui alasan mengapa wanita lebih condong bisa melakukan
pekerjaan rumah dibadingkan kaum pria. Dan perlu diingat pula, faktor
keengganan suami membantu istrinya karena mereka takut mengganggu
pekerjaan sang istri.
Lantas apa yang bisa kita lakukan? Solusi jitu adalah gunakan
komunikasi yang efektif. Yaitu, komunikasi yang tidak hanya sebatas
penyampaian pesan saja tapi harus disertakan dengan kontak verbal.
Misalnya, kontak mata dan penggunaan intonasi yang tepat dan
membubuhkan sedikit humor. Jika pria tampak tidak peduli dengan
debu-debu yang menempel di perabot rumah, maka pahamilah bahwa kaum
pria memang tidak didesain untuk memperhatikan hal-hal kecil seperti
itu.
Selain masalah kecil, tidak banyak bicara juga kerap menjadi masalah.
Wanita memang lebih terbuka dan cerewet dibanding kaum pria. Penelitian
yang dilakukan Ronald F.Levant dari University of Akron menyatakan,
baik pria maupun wanita dilahirkan dengan kapasitas berprilaku
ekspresif yang sama. Yang membuatnya berbeda adalah cara
menyosialisasikannya.
Orangtua cenderung mengekspos jangkauan emosi mereka yang lebih luas
kepada anak perempuannya dibanding anak lelaki. Mereka juga bekerja
keras untuk bisa mengantur perubahan emosi anak-anak mereka. Mungkin
saja, pasangan hidup kita merupakan tipe pria pendiam dikarenakan sejak
kecil memang mereka tidak diajarkan untuk mengekspresikan emosi mereka.
Jadi jangan pernah menginterpretasikan "diamnya" pasangan sebagai
sinyal bahwa mereka sudah mulai bosan dan tidak lagi tertarik dengan
kita. Jika kita percaya akan besarnya cinta pasangan pada kita, maka
kita bisa melihat bagaimana ia mengomunikasikan bentuk cintanya dengan
cara yang nonverbal.
Yang paling fatal sebagai pemicu pertengkaran adalah terlalu sibuknya
pasangan kita. Memiliki pasangan yang aktivitasnya padat sering membuat
kita kesal, marah, dan tidak dihargai. Ada satu kata yang harus
dipahami, yaitu memaafkan. Dengan selalu memaafkan setiap kesalahan
orang lain, maka akan menjadikannya rasa sayang. Mulailah untuk
mengajak pasangan Anda berbicara dari hati ke hati, ketimbang hanya
lewat kalimat makian.
Berikan rasa hormat dan dukungan kepada pasangan kita sehingga mereka
bisa merasakan bahwa kita selalu ada untuk mendukung dan memberikan
perhatian kepada mereka. Dan pada akhirnya, mereka dengan sendirinya
akan merubah jadwal aktivitas dan ingin menghabiskan waktu lebih banyak
dengan kita.
Berusaha untuk belajar mencintai kekurangan pasangan kita bukan berarti
akan merubah prilaku mereka. Tapi, yang pasti kita sendiri akan
merasakan perubahannya. Misalnya, peningkatan rasa percaya, intimasi,
dan rasa sayang kepada pasangan kita. Coba hal-hal berikut di bawah ini
untuk meningkatkan kadar sayang pasangan Anda:
Pertama, tulis surat untuk pasangan kita yang berisi apresiasi kita
untuk segala bentuk empati, keingintahuan, dan kebaikan yang dia
tunjukkan melalui kekurangan yang ada padanya.
Kedua, berikan pasangan kita kado spesial untuk merayakan perbedaan
kita. Contoh, jika pasangan kita suka menikmati konser dengan hingar
bingarnya dan kita tidak, coba belilah dua tiket konser untuk kita
tonton bersama. Tunjukkan betapa besarnya cinta kita dengan menikmati
konser tersebut karena hal itu yang akan membuat pasangan kita
bahagia.(RST/SHA)
|
Views: 445 |
Added by: moky
| Rating: 0.0/0 |
|
|
Log In |
|
|
Search |
|
|
Calendar |
|
|
Entries archive |
|
|
|