Ada dua cara memegang stick:
1. Matched grip (lihat gambar I) 2. Traditional grip (lihat gambar II)
Matched grip mempunyai 2 cara memegang yang berbeda:
A.
Closed hand/tangan tertutup dimana pukulan sangat mengandalkan lengan
dan pergelangan tangan sehingga pukulan menjadi kaku dan tangan cepat
lelah, kecepatannya pun sangat terbatas.
B.
Open hand/tangan terbuka dimana ibu jari dan telunjuk yang digunakan
untuk menjepit stick, sedangkan ketiga jari lainnya seperti jari
tengah, jari manis dan kelingking berperan untuk mendorong stick.
Ketika stick yang didorong menyentuh drumhead, maka secara otomatis
stick akan memantul kembali, gunakan pantulan itu untuk membuat pukulan
berikutnya (ketiga jari mendorong stick itu kembali). Lakukan secara
berulang-ulang, seperti mendribble bola basket saja.
Traditional grip
Perbedaan
grip ini adalah pada tangan kiri, dimana stick dijepitkan di ibu jari
dan ditaruh diantara jari tengah dan jari manis. Ibu jari yang berperan
untuk mendorong stick. Sedangkan untuk tangan kanan cara memegangnya
tidak ada perbedaan, seperti matched grip saja Traditional grip memang
lebih sulit untuk dilakukan ketimbang matched grip karena mengontrol
tangan kiri jauh lebih rumit.
Awal dari Traditional grip
Traditional
merupakan cara memegang stick yang pertama digunakan, dimulai dari
tahun 1600. Sebenarnya traditional grip diperlukan untuk keperluan
drummer marching band pada saat itu yang dimana mereka menaruh snare
drum dengan cara mengikatnya (seperti tas) dan talinya dilingkarkan
dibahu, sehingga posisi snare drum miring kearah kanan. Karena
posisinya miring kearah kanan, maka tangan kiri memakai grip yang
berbeda dengan tangan kanannya guna untuk meraih snare drum tersebut
(tangan kiri seperti memegang pensil, tetapi stick ditaruh diantara 2
pasang jari dan dijepitkan di ibu jari).
Tahun
1840 drumset baru ditemukan (snare, bass dan tom-tom) dimana tiga drum
dimainkan dengan satu orang. Karena traditional grip merupakan
kebiasaan turun-temurun yang berawal dari marching, maka traditional
grip digunakan juga pada drumset. Kemudian lagi-lagi kebiasaan ini
berlanjut dengan akhirnya pada pertengahan tahun 1960, Ringo Starr
(drummer The Beatles) mengambil langkah maju dengan memegang stick pada
posisi yang sama (tangan kiri sama seperti tangan kanan), sehingga
seperti orang yang memegang dua buah palu. Yang kemudian dinamakan
matched grip. Ternyata dengan menggunakan matched grip maka dengan
mudah pemain drum dapat mengeluarkan power/tenaga yang diinginkan dan
juga pukulan pada tangan kirinya menjadi lebih akurat.
Dan
akhirnya keduanya pun dapat digunakan sesuai dengan aliran lagu dan
selera pemain drum, untuk lagu yang lembut dan memerlukan sentuhan,
maka traditional griplah yang 'bebicara', sedangkan untuk memainkan
groove/beat yang solid dan lagu yang lebih modern (rock), matched grip
yang paling cocok.
Menginjak pedal
Cara menginjak pedal ada 2 macam yaitu:
1. Heel down (lihat gambar A)
2. Heel up (lihat gambar B)
Kedua
posisi kaki tersebut dapat dilakukan sesuai dengan aliran lagu dan
selera pemain drum. Jika anda pemain jazz (swing, pop jazz) maka heel
down merupakan pilihan yang tepat, tetapi jika anda pemain rock atau
fusion dan funk maka heel up diperlukan untuk menciptakan groove yang lebih solid karena kecepatan dan kekuatan kaki akan bertambah.
Heel
down sangat mengandalkan pergelangan kaki untuk memukul. Jadi, anda
jangan berharap untuk medapatkan pukulan yang keras dengan posisi ini,
hanya buang-buang tenaga saja.
Heel up
menggunakan ujung kaki untuk menginjak pedal sehingga semua tenaga
dapat dikerahkan. Untuk mendapatkan kecepatan yang lebih pada saat heel
up, posisi kaki dimundurkan sehingga pada saat menginjak pedal (pada
saat menginjak pedal kaki jangan ditahan tapi dilepas kembali), maka
pedal akan kembali pada posisi semula karena ditarik oleh pegas dan
anda tinggal menginjaknya lagi untuk memukul.
|