15 Votes
Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan
Sungai dalam Laut
"Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak,
bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri
mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu
kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala
sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)
"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan)
; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia
jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al
Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau
, ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis.
Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke
perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari
tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah
laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang
sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air
laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran
yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya
untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di
tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya
halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu
setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan
yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor
Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu
teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat
Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez .
Ayat itu berbunyi "Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun
laa yabghiyaan.. .”Artinya: "Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara
keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat
Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang
bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai
lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari
sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat
berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhuma
lu’lu`u wal marjaan” ertinya "Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.”
Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu,
melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah
dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh
Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada
peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil
di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang
fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al
Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang
seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk
Islam.
Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan
Sungai dalam Laut
"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan)
; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia
jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al
Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau
, ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis.
Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke
perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari
tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah
laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang
sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air
laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran
yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya
untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di
tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya
halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu
setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan
yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor
Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu
teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat
Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez .
Ayat itu berbunyi "Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun
laa yabghiyaan.. .”Artinya: "Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara
keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat
Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang
bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai
lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari
sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat
berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhuma
lu’lu`u wal marjaan” ertinya "Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.”
Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu,
melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah
dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh
Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada
peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil
di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang
fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al
Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang
seluruh kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena
teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al
`Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya hati manusia akan
berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang
bertanya, "Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih
kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, "Selalulah ingat mati dan membaca
Al Quran.”
Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi
Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam
sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda
menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin,
lalu anda dapat melihat sebuah "sungai” di dasarnya, lengkap dengan
pohon dan daun daunan.
Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu
adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa
bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT.
tambahan :
Cenote Angelita, Meksiko terdapat sebuah gua. Jika anda menyelam
sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda
menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin,
lalu anda dapat melihat sebuah "sungai” di dasarnya, lengkap dengan
pohon dan daun-daunan.
Seperti dilansir crystalkiss.com, di kedalaman lebih dari 30 meter
tim penyelam menemukan air tawar di tengah kolom air laut. Kondisi itu
berubah dan penyelam kembali menemukan air laut mulai melewati
kedalaman 60 meter. Beberapa meter dari lokasi itu akan ditemukan
sebuah gua. Di bagian bawah dekat gua itu tim penyelam menemukan sebuah
sungai lengkap dengan pohon dan dedaunan yang mengapung di kolom air
itu.
Ternyata lokasi itu bukanlah sungai seperti yang terlihat di
daratan. Tetapi, suasana itu memang mirip sungai lengkap dengan lapisan
seperti air yang berwarna agak kecoklatan. Tapi tunggu dulu, warna
kecoklatan itu bukanlah berasal dari air tawar. Disebutkan, bagian
kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas
hidrogen sulfida. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan
kotoran.
Secara keseluruhan, tim penyelam menemukan itu adalah kondisi yang
sangat mengejutkan dan menakjubkan untuk dipandang. "Di kedalaman 60
meter saya menemukan kembali air laut. Saya melihat sebuah sungai,
pulau, lengkap dengan daun yang berguguran. Tapi sungai yang kami lihat
adalah lapisan dari gas hidrogen sulfida,” kata Anatoly.
Namun tentu saja, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan
hidrogen sulfida, namun nampak seperti sungai. Biasanya gas itu
terkumpul di dasar laut sampai mereka meledak dengan mendadak. Saat gas
itu mencapai ke permukaan, kombinasi hidrogen dengan oksigen yang
membentuk air membuat sulfur putih padat membentuk lapisan endapan ke
dalam lautan, yang membuat hidrogen sulfida menjadi racun alami buat
ikan, tapi pengaruh buruk bagi manusia masih belum jelas diketahui.
Mengapa hidrogen sulfida bisa berwujud sungai di dasar laut adalah
karena pengaruh berat jenis zat tersebut. hidrogen sulfida memiliki
berat jenis yang lebih berat dari pada campuran air laut (natrium
sulfida, dll). Hal ini dpt dibayangkan seperti minyak dengan air dimana
tingkatan berat jenisnya minyak, air tawar, air laut, dan baru campuran
hidrogen sulfida diatas. hidrogen sulfida karena berat jenis yang lebih
besar akan cenderung mengumpul di dasar lautan. inilah yang tampak
seperti alur sungai di atas.
Lokasi: Cenote Angelita, Mexico