Indonesia dan Amerika setara sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan kedatangan Obama.
|
Lawatan Obama ke Asia: Obama dan SBY (AP Photo/Charles Dharapak) |
|
VIVAnews
- Cendekiawan Muslim yang juga Direktur Pasca Sarjana UIN Syarif
Hidayatullah Azyumardi Azra berpendapat bahwa kepentingan Presiden
Amerika Serikat Barack Obama datang ke Indonesia adalah kepentingan
timbal balik.
Azyumardi menilai posisi Indonesia dan Amerika adalah setara
sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang kedatangan Obama.
Menurut
Azyumardi bahwa kepentingan ekonomi timbal balik dapat dilihat karena
Indonesia posisinya dianggap penting oleh Amerika. Indonesia dinilai
adalah sebagai negara besar dengan penduduk 230 juta dan berpotensi
besar, sementara AS bagi Indonesia adalah tujuan pasar ekspor yang
cukup dominan selama ini.
"Jadi buat apa di Demo, kita sama-sama
ada kepentingan timbal balik, dan Indonesia harus berpikiran positif
karena neraca perdagangan Indonesia-AS selama ini positif," ujar
Azyumardi disela-sela diskusi Gerakan Peduli Pluralisme di Galeri Cafe,
17 Maret 2010. Amerika, kata dia, tidak bisa mengabaikan Indonesia
begitu saja.
Memang benar adanya Freeport di Papua menjadi
sorotan besar keterwakilan AS dari sisi ekonomi di Indonesia. Namun
demikian hal ini tidak bisa dijeneralisir karena Freeport hanya menjadi
aspek kecil hubungan Indonesia-AS.
"Dalam faktor budaya,
pendidikan, pertahanan dan keamanan termasuk kesehatan, hubungan
Indonesia-Amerika bisa lebih ditingkatkan," kata Azyumardi optimis.
Amerika,
kata dia, tidak perlu ditakut-takuti dengan berita ancaman teroris atau
demontrasi menolak kedatangan Obama ke Indonesia. "Dari pada
berprasangka buruk, lebih baik kita manfaatkan momentum kunjungan itu
agar Indonesia bisa lebih meningkat lagi," katanya.
Sesuai
amanat UUD 1945 dalam pembukaan dipaparkan bahwa Indonesia harus
menekankan perdamaian dunia yang lebih aman dan damai. Kalau memang ada
yang tidak relevan dengan Amerika, Indonesia bisa memprotes lewat jalur
diplomatik.
• VIVAnews